TUGAS AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH PENGANTAR INFORMATIKA
ANALISIS
SISTEM INFORMASI
APOTEK SUNGAI BAMBU
Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
pada mata kuliah Pengantar Informatika
Disusun oleh:
Kelompok 13
Muthia
Kandza 0320170004
Noer Lisna Anjani 0320170006
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Semester 1
Mata Kuliah Pengantar Informatika yang berjudul “Analisis Sistem Informasi
Apotek Sungai Bambu” dengan baik dan tepat waktu.
Dalam pembuatan laporan ini kami mendapat
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1.
Anggun Fadhlin Librianti, selaku
instruktur yang mengampu mata kuliah Pengantar Informatika dan pembimbing Tugas
Akhir Semester 1 Program Studi Manajemen Informatika Politeknik Manufaktur
Astra,
2.
Dr. Setiyo Indriatin, SpGK.,
selaku pemilik Apotek Sungai Bambu yang telah mengizinkan kami untuk melakukan
analisis sistem informasi di Apotek Sungai Bambu,
3.
Semua karyawan Apotek Sungai Bambu
yang telah membantu kami dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir Semester 1 mata
kuliah Pengantar Informatika dengan memberikan informasi-informasi yang kami
butuhkan,
4.
Orang tua dan keluarga besar kami,
yang telah memberikan dukungan mental, moral, doa, serta semangat, selama
proses kami menyelesaikan Tugas Akhir Semester 1 sampai tahap akhir Laporan
Tugas Akhir Semester 1 ini dibuat,
5.
Seluruh dosen Politeknik
Manufaktur Astra yang telah memberikan banyak ilmu kepada kami,
6.
Seluruh keluarga Manajemen
Informatika angkatan 2017 atas bantuan dan dukungannya,
7.
Seluruh keluarga besar HIMA
Manajemen Informatika atas pembelajaran dan dukungan yang telah diberikan
kepada kami,
8.
Semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Semester 1,
Semoga Laporan Tugas Akhir Semester 1 ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk dapat mengetahui Sistem Informasi
di Apotek, serta dapat
direalisasikan dengan
baik dikemudian hari. Kami telah berusaha yang terbaik dalam penyusunan laporan
ini, meskipun demikian kami tetap menerima terhadap kritik dan saran yang
membangun untuk memperbaiki ketidaksempurnaan dari laporan yang disusun.
Jakarta,
18 November 2017
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional, oleh karena
itu hidup sehat bagi setiap masyarakat adalah suatu hal yang penting agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang maksimal. Untuk mendapatkan pelayanan dan
informasi mengenai pemahaman kesehatan, diperlukan suatu tempat yang dapat
digunakan untuk menyalurkan dan memberikan informasi obat yang lengkap kepada
masyarakat, salah satunya adalah apotek.
Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 922/Menkes/Per/X/Tahun
1993 tentang ketentuan dan tata cara Pemberian Izin Apotek, apotek bertujuan
untuk melayani kesehatan masyarakat umum. Apotek merupakan pelayanan produk dan
jasa yang dikaitkan dengan kepuasan pasien. Banyak sekali transaksi yang
diproses setiap harinya dan jenis-jenis obat yang dijual di Apotek Sungai
Bambu, sehingga banyak data yang harus dikelola.
Perkembangan teknologi disetiap perusahaaan maupun instansi pada saat
ini menuntut kecepatan dalam pengolahan data ataupun pembuatan laporan. Dalam
hal ini Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu memiliki beberapa proses bisnis,
yaitu pelayanan dokter, penjualan
obat resep dan tanpa resep, pemeriksaan
dan pemesanan obat, penggajian karyawan, serta obat konsinyasi. Pada Sistem
Informasi Apotek Sungai Bambu ada beberapa bisnis proses yang masih
belum efektif karena masih menggunakan dua metode, yaitu pencatatan secara
manual lalu disalin ke komputer. Adapun data yang harus dikelola antara lain
data penjualan obat, data persediaan obat, dan data pasien untuk pelayanan
dokter yang masih menggunakan kertas. Apotek Sungai Bambu merupakan apotek yang
berada di daerah Sungai Bambu. Apotek ini merupakan apotek yang cukup banyak
didatangi masyarakat untuk membeli obat karena letaknya strategis dan dekat
dengan Klinik Pramitha Medika. Selain menyediakan obat juga menyediakan
pelayanan Dokter umum, Dokter gigi, Dokter spesialis penyakit dalam, Dokter
spesialis anak, Dokter spesialis gizi, dan kebidanan.
Setelah melakukan pengamatan di Apotek Sungai Bambu tersebut,
menurut kami apotek tersebut sudah termasuk dalam apotek yang cukup besar.
dengan banyak pelanggan, dan semua data
pada Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu masih ditangani secara manual dan
beberapa menggunakan komputer, sehingga masih belum maksimal dalam
pengelolaannya. Kekurangannya adalah lamanya proses dan kemungkinan banyaknya
kesalahan yang akan terjadi saat proses penyalinan data ke komputer.
Dalam melakukan aktivitas persediaan obat memerlukan keakuratan data
dan tepat waktu saat obat diperlukan demi kepuasan konsumen. Berdasarkan
permasalahan yang ada kami menganalisis Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu
pada bisnis proses pelayanan dokter, penjualan
obat resep dan tanpa resep, pemeriksaan
dan pemesanan obat, penggajian karyawan, serta obat konsinyasi. Sehingga
berdasarkan analisis kami sangat diperlukan suatu sistem informasi yang
terkomputerisasi pada beberapa bagian proses yang ada dalam Apotek Sungai Bambu
untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi, dan mempercepat proses
pengolahan data dan memudahkan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
1.2 Ruang Lingkup
Kegiatan apotek merupakan sebuah kegiatan yang cukup luas dan sangat
kompleks. Dalam laporan tugas akhir ini dibahas tentang analisis Sistem
Informasi Apotek Sungai Bambu. Adapun bisnis proses yang ada di Apotek Sungai
Bambu adalah bisnis proses pelayanan
dokter, penjualan obat, pemeriksaan
dan pemesanan obat, penggajian karyawan, serta obat konsinyasi.
Pada proses penjualan obat dikategorikan menjadi dua yaitu penjualan
berdasarkan resep dan tanpa resep. Untuk proses pemeriksaan dan pemesanan obat
hanya fokus pada proses di dalam apotek yang menggunakan kartu persediaan obat
serta melihat data yang ada di komputer sebagai acuan dalam pemesanan obat
kepada supplier. Dalam proses
penggajian karyawan akan dibahas tentang proses penggajian yang dilakukan
berdasarkan jadwal kerja. Untuk proses pelayanan dokter membahas alur proses
bagaimana pasien dapat melakukan pemeriksaan di Apotek Sungai Bambu. Sedangkan
proses konsinyasi hampir sama dengan proses pemeriksaan dan pelayanan obat,
yang membedakan adalah saat proses pembayaran obat konsinyasi dilakukan di
akhir setelah obat terjual.
1.3 Tujuan
Setiap kegiatan pasti dilakukan karena tujuan
tertentu. Begitu juga dengan penyusunan laporan tugas akhir ini yang berjudul Analisis
Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu, tujuan dari analisis ini, yaitu:
a.
Menganalisis sistem informasi yang
sedang digunakan di Apotek Sungai Bambu.
b.
Mengidentifikasi masalah-masalah
yang dialami oleh Apotek Sungai Bambu
ketika menggunakan sistem informasi yang saat ini sedang digunakan.
Merancang sistem informasi apotek berdasarkan
masalah yang telah diidentifikasi.
BAB 2
LANDASAN TEORI
1.1 Data
Jadi, data adalah deskripsi dasar dari benda, peristiwa, aktivitas,
serta transaksi yang direkam, dikelompokan, dan disimpan berdasarkan fakta dan
konsep yang ada. Namun, belum diolah sehingga masih belum memiliki makna atau
nilai. Data dapat berupa angka, huruf, kata, dan lain sebagainya.
1.2 Analisis
Setiap individu memiliki cara berfikirnya masing-masing, dan ini
menjadikan perbedaan analisis dari setiap individu tersebut. Para ahli telah
mengemukakan pengertian tentang analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir
untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal
tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam
satu keseluruhan yang terpadu[2]. Selain itu, Analisis juga dapat diartikan sebagai memecahkan atau
menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit kecil[3]. Jadi analisis adalah cara bagaimana setiap individu berpikir dalam
menanggapi sebuah persoalan yang sedang dihadapi untuk menyelesaikan suatu
masalah.
1.3 Sistem
Pada dasarnya setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan yang ingin
dicapai. Suatu kegiatan dapat berjalan karena adanya suatu sistem. Beberapa
ahli mendefinisikan pengertian tentang sistem.
Sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang saling berhubungan
yang saling berinteraksi untuk melakukan suatu tugas untuk mencapai suatu
tujuan[4]. System is defined as a set of interrelated components, with a
clearly defined boundary, working together to achieve a common set of
objectives by accepting inputs and producing outputs in an organized
transformation process[5]. Jadi, sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan
secara terorganisir yang memiliki batasan tertentu untuk saling bekerja sama
dalam rangka mencapai tujuan tertentu dengan menerima input dan
memprosesnya untuk menghasilkan output. Dalam sebuah sistem terdapat
tiga elemen dasar, yaitu:
1.
Input,
yaitu segala sesuatu yang dimasukkan dalam sistem dan selanjutnya akan
diproses.
2.
Proses, yaitu bagian yang
melakukan perubahan atau transformasi dimana sebuah masukan bisa menjadi
keluaran yang memiliki manfaat atau nilai.
3.
Output, yaitu hasil dari pengolahan masukan sehingga bermanfaat atau memiliki
nilai.
1.4 Informasi
Pengetahuan merupakan suatu hal yang penting, pengetahuan yang dimiliki
seseorang akan bertambah jika informasi yang didapat juga bertambah. Beberapa
ahli telah mendefinisikan pengertian informasi. Informasi adalah data yang
diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya[6]. Informasi dapat juga disebut data yang telah dirangkum atau
dimanipulasi dalam bentuk lain dengan tujuan untuk mengambil keputusan,
misalnya: jumlah suara untuk setiap kandidat yang digunakan dalam menentukan
pemenang pemilu[4].
Jadi, informasi adalah hasil pengolahan dari data. Di mana data yang
tadinya hanya kumpulan karakter, angka, huruf, simbol, dan lain sebagainya kini
setelah diolah menjadi sebuah informasi dapat memiliki makna atau nilai
tertentu. Sehingga informasi tersebut dapat dimengerti oleh penerimanya.
1.5 Sistem Informasi
Berdasarkan pengertian sistem
dan informasi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen perangkat lunak, perangkat
keras, manusia, dan sumber data yang saling berhubungan secara terorganisir
untuk saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dengan menerima
input berupa data dan memprosesnya menjadi output yang berupa
informasi dalam suatu organisasi tertentu.
1.6 Apotek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apotek adalah toko tempat meramu
dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis.
Sedangkan apotek berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran
perbekalan farmasi kepada masyarakat. Jadi apotek adalah sarana untuk
pengabdian seorang Apoteker dengan melakukan praktik kefarmasian, berupa
pembuatan obat yang bermutu baik sesuai standar kefarmasian, pengembangan obat
dan bahan obat, pengamanan obat, penyimpanan obat, dan penyaluran obat kepada
konsumen.
1.7 Sistem Informasi Apotek
Berdasarkan pengertian sistem informasi dan apotek yang telah
dipaparkan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi apotek
adalah sekumpulan komponen perangkat lunak, perangkat keras, manusia, dan
sumber data yang ada pada proses bisnis apotek yang saling berhubungan secara
terorganisir untuk saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan apotek
yaitu melayani konsumen dengan melakukan kegiatan berupa penjualan obat,
pelayanan dokter, dan lain sebagainya.
1.8 Persediaan
Dalam proses penjualan suatu badan usaha atau perusahaan membutuhkan
persediaan dari produk yang diperjualbelikan. Persediaan ditujukan untuk
barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal, dan
dalam kasus perusahaan manufaktur, maka persediaan ditujukan untuk barang dalam
proses produksi atau yang ditempatkan dalam kegiatan produksi[7]. Persediaan merupakan barang dagang yang disimpan oleh perusahaan
untuk dijual kepada pelanggan[8]. Jadi, persediaan adalah semua barang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang disimpan dengan tujuan untuk dijual kepada konsumen atau
pelanggan. Pesediaan merupakan komponen yang sangat penting dalam bisnis di
suatu perusahaan, karena persediaan akan memengaruhi kelangsungan hidup
perusahaan tersebut.
1.9 Penjualan
Penjualan merupakan sumber pendapatan suatu perusahaan yang akan
menentukan apakah perusahaan tersebut mengalami keuntungan atau kerugian.
Semakin besar penjualan maka akan semakin besar pula pendapatan yang didapat
yang berakibat pada keuntungan yang didapatkan perusahaan tersebut akan semakin
besar pula, begitu juga sebaliknya. Penjualan adalah lazim dalam perusahaan dan
merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada pelanggan atas barang dan jasa[9]. Penjualan merupakan penjualan barang dengan sebagai usaha pokok
perusahaan yang biasa dilakukan secara teratur[10]. Hal ini dikarenakan penjualan merupakan suatu kegiatan dimana terjadi
pembeliaan sesuatu (barang maupun jasa) yang dilakukan oleh suatu pihak kepada pihak
lain yang akan memperoleh uang sebagai alat pembayaraan oleh pihak yang
melakukan pembelian sesuatu.
1.10 Penggajian
Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan yang harus terpenuhi, dan
hampir setiap kebutuhan tersebut dapat terpenuhi karena adanya uang. Sedangkan
uang tidak akan diperoleh jika manusia tidak mau berusaha untuk mencarinya.
Bekerja adalah salah satu bentuk dari usaha seseorang, sehingga uang akan
diperoleh sebagai gaji pekerjaan yang telah dilakukannya. Beberapa ahli telah
mengemukakan pengertian tentang penggajian.
Gaji adalah penggajian atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh
karyawan baik yang mempunyai jabatan maupun karyawan pelaksana[11]. Jadi, pengajian adalah suatu kegiatan memberikan pembayaran atas
jasa-jasa yang telah dilakukan oleh seorang karyawan. Proses penggajian
dilakukan dengan berbagai acuan, seperti daftar absensi, jumlah lemburan, dan
lain sebagainya. Biasanya penggajian diberikan setiap satu bulan sekali.
1.11 Obat
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan
atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Obat adalah zat
yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau
mencegah penyakit pada manusia atau hewan[12].
Obat adalah zat yang terbentuk dari unsur-unsur kimia yang dapat
mempengaruhi makhluk hidup, digunakan untuk pencegahan dan penyembuhan terhadap
suatu penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan, serta mengurangi dan
menghilangkan rasa sakit sehingga dapat mengembalikan fungsi organ dalam tubuh.
Obat merupakan komponen yang sangat penting dan tidak ada yang bisa
menggantikan perannya dalam dunia pelayanan kesehatan. Hal ini karena fungsinya
yang sangat penting.
1.12 Profil Perusahaan
Apotek Sungai Bambu didirikan sekitar tahun
2004. Apotek Sungai Bambu terletak di Jalan Sungai Bambu Nomor 19, RT.4/RW.6,
Kecamatan Tanjung Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
14320. Apotek ini buka setiap hari Senin-Sabtu dari pukul 08.00-21.00 WIB.
Bangunan Apotek Sungai Bambu tampak depan dapat dilihat pada Gambar 2.1 Apotek
Sungai Bambu.
Apotek Sungai Bambu adalah sebuah layanan kesehatan umum
klinik di Tanjung Priok, Jakarta. Berdasarkan analisis yang dilakukan beberapa
layanan yang ditangani oleh klinik adalah: Gizi Klinik, Vaksinasi Anak,
Konseling, dan Cek Kesehatan. Sesuai pada lampiran A. Surat Persetujuan
Analisis Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu bahwa telah dilakukan analisi tentang sistem informasi yang ada pada Apotek Sugai
Bambu. Hingga kini Apotek Sungai
bambu masih menjalankan kegiatannya sebagai apotek, dengan
struktur perusahaan yang bisa dilihat pada Gambar 2.2 Struktur Perusahaan.
Seperti perusahaan pada umumnya, Apotek Sungai
Bambu dengan kegiatan yang cukup besar memiliki logo perusahaan yang dapat
dilihat pada Gambar 2.3 Logo Apotek Sungai Bambu.
BAB 3
KEADAAN SAAT KINI (CURRENT)
1.1 Proses Secara Keseluruhan
Apotek Sungai Bambu merupakan sebuah apotek yang berada di Jalan Raya
Sungai Bambu Nomor 19 RT 09 RW 08, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Apotek ini merupakan salah satu apotek yang sudah cukup besar proses bisnisnya.
Tidak seperti apotek pada umumnya yang kegiatannya adalah menjual berbagai
macam obat-obatan, Apotek Sungai Bambu memiliki banyak kegiatan yang membuat
bisnis proses apotek ini semakin besar. Namun prosesnya masih belum efektif,
dikarenakan ada proses yang dilakukan dengan manual dan terkomputerisasi.
Berdasarkan wawancara dan survei yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan bahwa sistem informasi yang saat ini diterapkan oleh Apotek Sungai
Bambu terdiri dari beberapa bisnis proses, yaitu bisnis proses pelayanan dokter, penjualan obat, pemeriksaan dan pemesanan obat, penggajian karyawan, serta obat
konsinyasi. Adapun deskripsi alur proses secara keseluruhan, yaitu langkah pertama pasien harus mendaftarkan diri
ke kasir dengan membawa kartu identitas, setelah itu kasir akan memasukkan data
pasien ke dalam komputer untuk diproses
dalam Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu. Kemudian sistem akan menampilkan
data pasien yang sudah dimasukkan. Lalu kasir akan memberikan nomor antrean dan
dokumen laporan pasien. Contoh dokumen laporan pasien dapat dilihat pada
lampiran B Dokumen Pendukung Bisnis Proses , sub bab B.1 Laporan Pasien.
Setelah itu pasien akan memberikan nomor antrean dan laporan pasien ke dokter.
Kemudian dokter akan memeriksa pasien dan memberikan resep obat serta mengembalikan
nomor antrean dan dokumen laporan pasien yang sudah diisi oleh dokter.
Pasien memberikkan nomor antrean, laporan pasien, dan resep obat ke
kasir. Selanjutnya kasir akan memeriksa persediaan obat dan harga obat melalui
sistem informasi yang ada di apotek, sistem informasi apotek akan menampilkan
data persediaan obat
dan harga obat, yang dapat dilihat pada lampiran B Dokumen Pendukung
Bisnis Proses , sub bab B.2 Tampilan Data Persediaan dan Harga Obat.
Kasir memberikan obat yang dibutuhkan pasien dan pasien melakukan
pembayaran dan akan menerima bukti pembayaran berupa bukti yang diberikan oleh
kasir. Selanjutnya kasir akan mencatat data penjualan ke pusat data manual yang
berupa buku penjualan seperti yang dapat dilihat pada lampiran B Dokumen
Pendukung Bisnis Proses , sub bab B.3 Buku Penjualan. Setelah kasir melakukan
pencatatan penjualan, catatan tersebut akan diberikan kepada asisten untuk
dimasukkan datanya ke dalam komputer. Data yang dimasukkan oleh asisten dan
pusat data manual akan digunakan untuk acuan dalam pemesanan obat ke supplier.
Asisten memberikan laporan pemesanan kepada pemilik apotek untuk
meminta persetujuan pemesanan obat ke supplier. Setelah pemilik memberikan persetujuannya
maka asisten akan memberikan laporan pemesanan obat kepada supplier. Kemudian asisten akan melakukan proses pembayaran ke supplier, lalu supplier akan memberikan obat pemesanan beserta faktur penjualan
kepada asisten lalu supplier akan menerima bukti pembayaran dari asisten. Contoh faktur
penjualan dapat dilihat pada lampiran B Dokumen Pendukung Bisnis Proses , sub
bab B.4 Faktur Penjualan.
Proses penggajian di apotek
dilakukan sesuai dengan jadwal kerja
yang telah tersedia di apotek serta tingkatan jabatan yang karyawan miliki.
Proses penggajian di Apotek Sungai Bambu
masih kurang baik, karena belum ada data absensi fisik . Rekapitulasi absensi
dilakukan oleh pemilik apotek, setelah
proses rekapitulasi absensi pemilik apotek akan memberikan gaji beserta
slip gaji karyawan sesuai dengan data rekapitulasi. Deskripsi alur proses
secara keseluruhan untuk lebih jelasnya telah digambarkan dalam sebuah rich picture yang dapat dilihat pada
gambar 3.1 Rich Picture Current Process.
Deskripsi alur proses secara keseluruhan ini merupakan gambaran alur
bisnis proses Apotek Sungai Bambu yang sesuai dengan keadaan tanpa adanya
pilihan yang lain (tidak ada decision).
Pada sistem informasi Apotek Sungai Bambu pasien tidak harus memulai dari
proses pelayanan dokter, namun bisa dimulai dari proses penjualan obat. Dalam
proses penjualan obat di Apotek Sungai Bambu terdapat dua pilihan, yaitu pasien
membeli obat menggunakan resep dan tanpa resep. Proses penjualan obat yang
terjadi akan mempengaruhi ketersediaan obat di Apotek Sungai Bambu, semakin
sering proses penjualan obat terjadi maka ketersediaan obat juga akan semakin
berkurang. Oleh karena itu perlu adanya proses pemeriksaan dan pemesanan obat.
Selain proses pemesanan obat juag terdapat proses konsinyasi obat. Di mana
proses konsinyasi obat hampir sama dengan proses pemesanan obat, yang
membedakan adalah waktu pembayaran untuk proses konsinyasi obat diakhir.
Deskripsi alur proses di Apotek Sungai Bambu dapat digambarkan menjadi beberapa
bisnis proses agar lebih mudah dalam penggambarannya serta pembaca dapat
memahami dengan jelas setiap proses yang terjadi di dalam Sistem Informasi
Apotek Sungai Bambu.
1.1 Bisnis Proses Pelayanan Dokter
Dalam rich
picture proses pelayanan dokter dapat dilihat pada langkah pertama sampai
keenam, dimulai saat pasien mendaftar pemeriksaan dengan memberikan kartu
identiasnya kepada kasir, setelah itu kasir memeriksa apakah pasien tersebut
sudah pernah melakukan pemeriksaan atau belum. Jika sudah akan keluar laporan
pasien sebelumnya. Dan jika belum maka kasir akan memasukkan data pasien
berdasarkan kartu identitas yang telah diberikan, sehingga pasien tersebut kini
telah memiliki kartu laporan pasien. Setelah itu kasir menempatkan ruang
periksa untuk pasien sesuai laporan dari pasien tersebut. Kemudian pasien akan
menerima nomor antrean. Ketika gilirannya tiba, laporan pasien tersebut akan
diserahkan ke dokter, dan pasien melakukan pemeriksaan. Setelah pemeriksaan
pasien selesai, dokter memberikan resep obat ke pasien. Untuk proses
selanjutnya sama dengan bisnis proses penjualan obat dengan resep, namun ada
sedikit perbedaan di bagian pembayarannya, karena ada tambahan pembayaran untuk
pelayanan dokternya. Gambaran bisnis proses pelayanan dokter dapat dilihat pada lampiran C Bisnis Proses
Keadaan Saat Kini (Current), sub bab
C.1 Bisnis Proses Pelayanan Dokter.
1.2 Bisnis Proses Penjualan Obat dengan Resep
Dalam rich picture proses
penjualan obat dengan resep dapat dilihat pada langkah ketujuh sampai lima
belas, dimulai dengan pemberian resep obat dari pasien ke kasir, kemudian kasir
memeriksa persediaan obat apakah obat yang diminta pasien sesuai resep tersedia
atau tidak. Jika tidak tersedia maka resep obat akan dikembalikan ke pasien
untuk disimpan oleh pasien tersebut. Sedangkan jika tersedia, maka kasir akan
memeriksa harga obat tersebut lewat data yang ada di komputer dan memberikan
daftar harganya ke pasien.
Jika pasien tidak setuju dengan harga obat maka resep akan disimpan
oleh pasien. Sedangkan jika pasien setuju dengan harga obat, maka resep obat
akan diberikan ke kasir untuk kemudian diberikan ke asisten dokter. Lalu
asisten dokter akan mencari obat sesuai dengan resep yang diberikan, kemudian
memberikan obatnya ke kasir, lalu kasir membuat laporan penjualan dengan
mencatat proses penjualan obat ke buku penjualan sesuai dengan obat yang sudah
terbeli oleh pasien.
Setelah itu kasir memberikan obat tersebut ke pasien. Kemudian pasien
melakukan pembayaran ke kasir, jika pasien membutuhkan bukti pembayaran maka
kasir akan memberikan bukti pembayaran, namun jika tidak kasir juga tidak akan
memberikan bukti pembayaran. Gambaran bisnis proses penjualan obat dengan resep dapat dilihat pada lampiran C Bisnis Proses
Keadaan Saat Kini (Current), sub bab
C.2 Bisnis Proses Penjualan Obat dengan Resep.
1.3 Bisnis Proses Penjualan Obat Tanpa Resep
Dalam rich
picture proses penjualan obat tanpa resep tidak digambarkan karena
penjualan obat tanpa resep sama dengan penjualan obat dengan resep, namun ada
sedikit perbedaan diantara keduanya. Perbedaan tersebut adalah untuk penjualan
obat yang tanpa resep tidak ada resep yang diberikan dari pasien ke kasir.
Proses pembelian obat dilakukan berdasarkan informasi yang diberikan oleh
pasien kepada kasir lewat percakapan diantara keduanya. Gambaran bisnis proses
penjualan obat tanpa resep dapat dilihat
pada lampiran C Bisnis Proses Keadaan Saat Kini (Current), sub bab C.3 Bisnis Proses Penjualan Obat Tanpa Resep.
1.4 Bisnis Proses Menyalin Laporan Penjualan
Dalam rich picture proses
menyalin laporan penjualan dapat dilihat pada langkah enam belas dan tujuh
belas. Proses penyalinan laporan penjualan ke komputer dilakukan dengan
mengambil informasi dari dokumen laporan penjualan yang di buat pada saat
proses pelayanan dokter, pembelian obat dengan resep, dan pembelian obat tanpa
resep. Ketiga laporan penjualan tersebut akan di salin ke komputer oleh asisten
dokter. Gambaran bisnis proses menyalin laporan penjualan dapat dilihat pada
lampiran C Bisnis Proses Keadaan Saat Kini (Current),
sub bab C.4 Bisnis Proses Menyalin Laporan Penjualan.
1.5 Bisnis Proses Pemeriksaan dan Pemesanan Obat
Dalam rich picture proses
pemeriksaan dan pemesanan obat dapat dilihat pada langkah delapan belas sampai
dua puluh lima. Proses pemeriksaan dan pemesanan obat dimulai dengan pencatatan
obat yang habis oleh kasir berdasarkan kartu persediaan obat. Setelah itu
catatan persediaan obat diberikan ke asisten dokter. Kemudian asisten dokter
akan memeriksa daftar persediaan obat di laporan penjualan dan persediaan obat
yang terdapat di komputer dan menyamakannya dengan dengan catatan persediaan
obat yang dibuat oleh kasir.
Lalu, asisten dokter akan memasukkan data pemesanan obat. Dan membuat
laporan pemesanan obat berdasarkan data pemesanan obat tersebut. Kemudian
mencetak laporan pemesanan obat dan memberikan laporan tersebut ke pemilik
apotek untuk disetujui. Jika pemilik tidak menyetujui maka laporan pemesanan
obat akan dikembalikan ke asisten untuk kemudian disimpan. Sedangkan jika
pemilik menyetujui maka laporan pemesanan akan di salin sebanyak 1, salinan
tersebut akan disimpan oleh pemilik dan aslinya akan diberikan ke asisten untuk
kemudian diberikan ke supplier.
Kemudian supplier akan membuat faktur penjualan obat berdasarkan
laporan pemesanan yang telah diberikan oleh pihak apotek. Lalu faktur penjualan
obat tersebut diberikan ke asisten dokter beserta obat yang dipesan, sedangkan
laporan pemesanannya disimpan oleh supplier. Asisten lalu akan menandatangani
faktur penjualan obat tersebut dan memberikannya ke kasir.
Kasir akan melakukan pembayaran dan memberikan bukti pembayaran ke
supplier. Sedangkan untuk faktur penjulan obat akan diberikan kembali ke
asisten, kemudian asisten akan melakukan pengecekan obat. Jika obat yang
dikirim tidak sesuai dengan obat yang dipesan maka asisten dokter akan merekap
daftar obat yang tidak sesuai, kemudian memberikan laporan kesalahan ke
supplier, lalu supplier akan membuat faktur penjualan obat lagi, dan proses
akan kembali seperti sebelumnya.
Proses ini akan terus diulang ketika terjadi kesalahan saat pemesanan
obat. Sedangkan jika obat yang dikirim sesuai dengan yang dipesan maka asisten
akan membuat laporan pembelian dan memasukkan data obat yang dibeli ke komputer
dan mencatat ke kartu persediaan obat. Kemudian asisten akan mencetak laporan
pembelian dan memberikannya ke pemilik. Sedangkan kartu persediaan obat akan
diberikan ke kasir, lalu kasir akan mengelompokan jenis obat yang sudah
terbeli. Gambaran bisnis proses pemeriksaan dan pemesanan obat dapat dilihat pada lampiran C Bisnis Proses
Keadaan Saat Kini (Current), sub bab
C.5 Bisnis Proses Pemeriksaan dan Pemesanan Obat.
1.6 Bisnis Proses Penggajian Karyawan
Dalam rich picture proses
penggajian dokter dapat dilihat pada langkah dua puluh enam. Penggajian
karyawan diberikan berdasarkan rekap absensi yang dilakukan oleh pemilik apotek
sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditetapkan. Rekapan absensi tersebut
menjadi dasar pemilik dalam membuat daftar gaji. Setelah membuat daftar gaji,
pemilik kemudian membuat slip gaji dan menyalin slip gaji tersebut. Salinan
slip gaji akan disimpan oleh pemilik, sedangkan slip gaji asli akan diberikan
bersama gaji ke karyawan. Gambaran bisnis proses penggajian karyawan dapat
dilihat pada lampiran C Bisnis Proses Keadaan Saat Kini (Current), sub bab C.6 Bisnis Proses Penggajian Karyawan.
1.7 Bisnis Proses Obat Konsinyasi
Dimulai saat supplier memberikan daftar obat dan obat ke asisten dan
asisten memberikan daftar obat dan obat tersebut ke kasir. Kemudian kasir akan
melakukan pemeriksaan obat apakah obat yang dikirim supplier rusak atau tidak.
Jika obat rusak, maka obat yang rusak akan diberikan kepada asisten untuk
kemudian diberikan ke supplier.
Sedangkan jika obat tidak rusak, maka kasir akan mencatat detail obat
konsinyasi, kemudian memberikan dokumen detail obat konsinyasi tersebut ke
asisten. Kemudian asisten memberikan laporan tersebut ke supplier. Setelah itu
supplier akan membuat faktur penjualan, untuk kemudian diberikan kepada asisten
dokter, lalu faktur penjualan tersebut akan disimpan oleh asisten dokter.
Sedangkan detail obat konsinyasi akan diberikan lagi ke asisten,
kemudian asisten akan memasukkan daftar detail obat konsinyasi ke komputer.
Kemudian asisten akan merekan penjualan obat konsiyasi dengan melihat data dari
hasil masukkan detail obat konsinyasi serta laporan penjualan dan persediaan
obat. Setelah melakukan rekap, asisten akan melakukan pembayaran dengan
menyerahkan uang dan bukti pembayaran ke supplier. Kemudian bukti pembayaran
dan uang tersebut akan disimpan oleh supplier.
Proses bisnis pada obat konsinyasi hampir sama
dengan proses bisnis pemesanan obat hanya saja yang membedakan pada saat proses
pembayarannya yang dilakukan diakhir ketika supplier
datang lagi untuk mengecek obat yang terjual. Gambaran bisnis proses obat
konsinyasi dapat dilihat pada lampiran C
Bisnis Proses Keadaan Saat Kini (Current),
sub bab C.7 Bisnis Proses Obat Konsinyasi.
BAB 2 KEADAAN SETELAH PENGEMBANGAN (IMPROVEMENT)
2.1 Proses Keseluruhan Setelah Pengembangan (Improvement)
Setelah dilakukan analisa terhadap Sistem Informasi Apotek Sungai
Bambu, ada beberapa masalah yang ditemukan, yaitu kurang efektifnya kinerja
pada proses bisnis, sehingga ada beberapa bagian yang sebaiknya dilakukan pengembangan,
hal ini supaya Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu semakin baik, dan tidak ada
lagi proses yang kurang efektif. Pengembangan yang dilakukan terhadap Sistem
Informasi Apotek Sungai Bambu, yaitu :
2.1.1 Penghilangan Pusat Data Manual
Setelah dilakukan analisis mengenai Sistem Informasi Apotek Sungai
Bambu masih ada proses yang dirasa kurang efektif karena pada beberapa proses
masih ada yang menggunakan pusat data manual dan terkomputerisasi sehingga
mengakibatkan kerja karyawan menjadi lebih lama karena pekerjaan dilakukan dua
kali, yaitu pencatatan secara manual kemudian disalin ke komputer. Proses ini
dapat berpengaruh terhadap produktifitas karyawan dan dapat memperbesar peluang
kesalahan dalam menyalin data. Hal ini dikarenakan pekerjaan dilakukan dua kali
akan membutuhkan waktu yang lebih banyak, sehingga waktu yang seharusnya dapat
digunakan untuk melakukan pekerjaan lainnya digunakan untuk menyalin data.
Penghilangan pusat data manual akan mengurangi biaya pembelian kertas, sehingga
berpengaruh terhadap pengeluaran apotek.
2.1.2 Penghilangan Proses Menyalin Data ke Komputer
Penghilangan pusat data manual dapat mengakibatkan tidak adanya proses
menyalin data ke komputer. Produktivitas karyawan menjadi semakin meningkat
karena waktu yang dulunya untuk menyalin data ke komputer dapat digunakan untuk
melakukan pekerjaan lainnya. Pada proses bisnis setelah adanya penghilangan
proses menyalin data ke komputer ini, karyawan hanya perlu
memasukkan data penjualan obat ke dalam program aplikasi
komputer yang tersedia di Apotek Sungai Bambu.
2.1.3 Penambahan Bukti Penjualan Obat
Saat ini Apotek Sungai Bambu memberikan bukti penjualan obat hanya
kepada pasien yang meminta bukti penjualan obat sedangkan pasien yang tidak
meminta bukti obat tidak mendapatkan bukti penjualan obat. Oleh karena itu,
perlu adanya penambahan bukti penjualan obat yang harus diberikan kepada setiap
pasien agar setiap transaksi antara penjual dan pembeli dapat tercatat dengan
baik serta dapat meningkatkan kepuasan pasien. Bukti penjualan obat yang
dimaksud adalah bukti yang tercetak secara otomatis setelah kasir memasukkan
data penjualan ke komputer.
Kepuasan pasien dapat meningkat karena dengan adanya bukti penjualan
obat, pasien dapat melihat harga dan nama obat
yang dibeli serta dapat dijadikan bukti bahwa obat tersebut dibeli dari
Apotek Sungai Bambu. Dengan adanya bukti berupa bukti pembayaran, misalnya ada
hal yang dirasa salah seperti obat yang kadaluarsa, kesalahan pengambilan obat
yang dilakukan oleh karyawan dan efek samping obat yang berlebihan dan
berbahaya bagi pasien, pasien tersebut dapat melakukan tindak lanjut karena ada
bukti yang kuat. Kepuasan pasien meningkat sehingga semakin pasien akan menjadi
pelanggan setia Apotek Sungai Bambu.
2.1.4 Penambahan Absensi Karyawan
Proses penggajian di Apotek Sungai Bambu berdasarkan kehadiran karyawan
serta tingkat jabatan karyawan di apotek. Saat ini proses penggajian kurang
tertata dengan baik karena tidak ada pencatatan absensi karyawan. Karena tidak
ada pencatatan absensi karyawan dapat meningkatkan kesalahan dalam pemberian
gaji, serta kurang aktualnya data sehingga dilakukan penambahan absensi
karyawan. Absensi karyawan ini dimasukkan dalam komputer menggunakan program
aplikasi microsoft excel sehingga memudahkan dalam proses rekapitulasi data
karena pemilik apotek tidak perlu lagi menghitung secara manual karena di dalam
microsoft excel sudah tersedia fungsi untuk melakukan penghitungan, selain itu
dengan rekapitulasi secara terkomputerisasi dapat meminimalisir kesalahan dalam
pemberian gaji. Penambahan absensi ini dapat juga digunakan untuk melakukan
evaluasi kehadiran karyawan dalam jangka panjang karena data absensi disimpan
di dalam komputer, evalusi ini dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas
kerja karyawan serta dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberian bonus kerja
untuk memberikan motivasi karyawan agar semakin meningkatkan kinerjanya.
Setelah adanya beberapa pengembangan yang telah dijelaskan, deskripsi
proses bisnis secara keseluruhan di Apotek Sungai Bambu, yaitu langkah pertama pasien harus mendaftarkan
diri ke kasir dengan membawa kartu identitas, setelah itu kasir akan memasukkan
data pasien ke dalam komputer untuk
diproses dalam sistem informasi Apotek Sungai Bambu. Kemudian sistem akan
menampilkan data pasien yang sudah dimasukkan. Lalu kasir akan memberikan nomor
antrean dan dokumen laporan pasien. Setelah itu pasien akan memberikan nomor
antrean dan laporan pasien ke dokter. Kemudian dokter akan memeriksa kondisi
pasien dan memberikan resep obat serta mengembalikan nomor antrean dan dokumen
laporan pasien yang sudah diisi oleh dokter.
Pasien memberikkan nomor antrean, laporan pasien, dan resep obat ke
kasir. Selanjutnya kasir akan memeriksa persediaan obat dan harga obat melalui
sistem informasi yang ada di apotek, sistem informasi apotek akan menampilkan
data persediaan obat dan harga obat.
Lalu, kasir memberikan obat yang dibutuhkan pasien dan pasien melakukan
pembayaran dan akan menerima bukti pembayaran berupa bukti yang diberikan oleh
kasir. Selanjutnya kasir akan memasukkan data penjualan ke sistem. Data
penjualan yang telah dimasukkan ke sistem akan digunakan oleh asisten untuk
membuat laporan pemesanan ketika akan menambah persediaan obat.
Asisten memberikan laporan pemesanan kepada pemilik apotek untuk
meminta persetujuan pemesanan obat ke supplier. Setelah pemilik memberikan persetujuannya
maka asisten akan memberikan laporan pemesanan obat kepada supplier. Dan supplier akan
memberikan faktur penjualan ke asisten. kemudian asisten akan melakukan
pembayaran, lalu akan memberikan bukti pembayaran ke supplier.
Proses penggajian di apotek
dilakukan berdasarkan data absensi yang dimasukkan oleh karyawan ke komputer.
Data absensi tersebut akan ditampilkan ke pemilik untuk dijadikan sebagai acuan
dalam pemberian gaji. Setelah melihat data absensi kemudian pemilik akan
memberikan gaji ke karyawan bersama dengan slip gaji. Deskripsi alur proses
secara keseluruhan setelah dilakukan pengembangan untuk lebih jelasnya telah
digambarkan dalam sebuah rich picture yang
dapat dilihat pada gambar 4.1 Rich
Picture Improvement Process.

Beberapa pengembangan yang dilakukan seperti yang telah dijelaskan,
mempengaruhi proses bisnis yang ada di Apotek Sungai Bambu, berikut ini adalah
diskripsi setiap proses setelah adanya pengembangan Sistem Informasi Apotek
Sungai Bambu.
2.2 Bisnis Proses Pelayanan Dokter
Dalam rich picture proses
pelayanan dokter dapat dilihat pada langkah pertama sampai keenam. Proses
pelayanan dokter dimulai saat pasien mendaftar pemeriksaan dengan memberikan
kartu identiasnya kepada kasir, setelah itu kasir memeriksa apakah pasien
tersebut sudah pernah melakukan pemeriksaan atau belum. Jika sudah akan keluar
laporan pasien sebelumnya. Dan jika belum maka kasir akan memasukkan data
pasien berdasarkan kartu identitas yang telah diberikan, sehingga pasien
tersebut kini telah memiliki kartu laporan pasien. Setelah itu kasir
menempatkan ruang periksa untuk pasien sesuai laporan dari pasien tersebut.
Kemudian pasien akan menerima nomor antrean. Ketika gilirannya tiba, laporan
pasien tersebut akan diserahkan ke dokter, dan pasien melakukan pemeriksaan.
Setelah pemeriksaan pasien selesai, dokter memberikan resep obat ke pasien.
Untuk proses selanjutnya sama dengan bisnis proses penjualan obat dengan resep,
namun ada sedikit perbedaan di bagian pembayarannya, karena ada tambahan
pembayaran untuk pelayanan dokternya. Gambaran bisnis proses pelayanan dokter
dapat dilihat pada lampiran D Bisnis Proses Keadaan Setelah Pengembangan (Improvement) , sub bab D.1 Bisnis
Proses Pelayanan Dokter.
2.3 Bisnis Proses Penjuaan Obat Dengan Resep
Dalam rich picture proses
penjualan obat dengan resep dapat dilihat pada langkah ketujuh sampai
keempat belas. Proses penjualan obat
dengan resep dimulai dengan pemberian resep obat dari pasien ke kasir, kemudian
kasir memeriksa persediaan obat apakah obat yang diminta pasien sesuai resep
tersedia atau tidak. Jika tidak tersedia maka resep obat akan dikembalikan ke
pasien untuk disimpan oleh pasien tersebut. Sedangkan jika tersedia, maka kasir
akan memeriksa harga obat tersebut lewat data yang ada di komputer dan
memberikan daftar harganya ke pasien.
Jika pasien tidak setuju dengan harga obat maka resep akan disimpan
oleh pasien. Sedangkan jika pasien setuju dengan harga obat, maka resep obat
akan diberikan ke kasir untuk kemudian diberikan ke asisten dokter. Lalu
asisten dokter akan mencari obat sesuai dengan resep yang diberikan, kemudian
memberikan obatnya ke kasir, lalu kasir memasukkan data penjualan obat komputer
dan memberikan obat nya ke pasien. Kemudian pasien melakukan pembayaran dan
akan menerima bukti pembayaran dari kasir. Gambaran bisnis proses penjualan
obat dengan resep dapat dilihat pada lampiran D Bisnis Proses Keadaan Setelah
Pengembangan (Improvement) , sub bab
D.2 Bisnis Proses Penjualan Obat dengan
Resep.
2.4 Bisnis Proses Penjualan Obat Tanpa Resep
Dalam rich picture proses
penjualan obat tanpa resep tidak ada
penggambarannya, karena proses penjualan obat tanpa resep hampir sama dengan
penjualan obat dengan resep, namun ada sedikit perbedaan diantara keduanya.
Perbedaan tersebut adalah untuk penjualan obat yang tanpa resep tidak ada resep
yang diberikan dari pasien ke kasir. Proses pembelian obat dilakukan
berdasarkan informasi yang diberikan oleh pasien kepada kasir lewat percakapan
diantara keduanya. Gambaran bisnis proses penjualan obat tanpa resep dapat
dilihat pada lampiran D Bisnis Proses Keadaan Setelah Pengembangan (Improvement) , sub bab D.3 Bisnis
Proses Penjualan Obat Tanpa Resep.
2.5 Bisnis Proses Pemeriksaan dan Pemesanan Obat
Bisnis proses pemeriksaan dan pemesanan obat di Apotek Sungai Bambu
setelah adanya pengembangan adanya sistem yang terkomputerisasi secara
keseluruhan dalam pencatatan penjualan obat menjadi lebih mudah dan efektif,
hal ini dikarenakan data penjualan yang sudah dimasukkan sebelumnya dapat
digunakan sebagai acuan dalam pemesanan barang sehingga asisten tidak perlu
melakukan rekapitulasi secara manual. Data penjual tersebut didapat dari data
penjualan obat pada proses pelayanan dokter dan penjualan obat menggunakan
resep maupun tanpa resep. Setelah asisten mendapatkan data persediaan obat dari
sistem asisten memasukan data pemesanan obat yang ingin dibeli ke komputer
untuk digunakan sebagai acuan dalam membuat laporan pemesanan obat , setelah
membuat laporan pemesanan obat laporan tersebut dicetak untuk diberikan
persetujuan pembelian obat ke pemilik apotek, jika laporan tersebut tidak
mendapat persetujuan pemesanan obat maka laporan tersebut akan dikembalikan
lagi ke asisten lalu disimpan oleh asisten. Namun, jika laporan pemesanan
tersebut disetujui maka akan asisten akan memberikan laporan tersebut kepada supplier. Supplier akan memberikan
faktur penjualan ke asisten dan memberikan obat yang sesuai dengan daftar
pesanan yang ada di laporan pemesanan obat. Faktur penjualan tersebut
ditandatangani oleh asisten kemudian diberikan ke kasir untuk proses pembayaran
kasir dan bukti pembayaran dibuat oleh kasir kemudian diberikan kepada supplier.
Proses pemeriksaan kesesuaian obat yang dibeli dilakukan oleh asisten,
apabila obat tidak sesuai dengan pesanan obat tersebut akan dikembalikan ke supplier. Namun, apabila obat sudah
sesuai pesanan maka akan dibuat laporan pembelian. Laporan pembelian tersebut
dicetak dan disalin rangkap dua, laporan pertama diberikan untuk pemilik apotek
dan laporan yang kedua digunakan kasir untuk mengelompokkan jenis obat saat
penyimpanan obat di dalam apotek. Gambaran bisnis proses pemeriksaan dan
pemesanan obat dapat dilihat pada lampiran D Bisnis Proses Keadaan Setelah
Pengembangan (Improvement) , sub bab
D.4 Bisnis Proses Pemeriksaan dan Pemesanan Obat.
2.6 Bisnis Proses Penggajian Karyawan
Proses penggajian setelah adanya pengembangan sistem adalah dengan
menggunakan bantuan aplikasi microsoft excel, dimana data absensi dilakukan
ssetiap hari dan rekapitulasi dapat dilakukan secara terkomputerisasi dengan
fasilitas yang ada di microsoft excel. Setelah mendapatkan data absensi secara
otomatis pemilik akan mendapatkan besarnya gaji karyawan, lalu pemilik membuat
slip gaji karyawan dan mencetaknya. Slip gaji tersebut dicetak rangkap dua,
slip gaji pertama diberikan kepada karyawan saat penggajian dan yang kedua untuk arsip pemilik. Gambaran
bisnis proses penggajian karyawan dapat dilihat pada lampiran D Bisnis Proses
Keadaan Setelah Pengembangan (Improvement)
, sub bab D.5 Bisnis Proses Penggajian Karyawan.
2.7 Bisnis Proses Obat Konsinyasi
Dimulai saat supplier memberikan daftar obat dan obat ke asisten dan
asisten memberikan daftar obat dan obat tersebut ke kasir. Kemudian kasir akan
melakukan pemeriksaan obat apakah obat yang dikirim supplier rusak atau tidak.
Jika obat rusak, maka obat yang rusak akan diberikan kepada asisten untuk
kemudian diberikan ke supplier.
Sedangkan jika obat tidak rusak, maka kasir akan mencatat detail obat
konsinyasi, kemudian memberikan dokumen detail obat konsinyasi tersebut ke
asisten. Kemudian asisten memberikan laporan tersebut ke supplier. Setelah itu
supplier akan membuat faktur penjualan, untuk kemudian diberikan kepada asisten
dokter, lalu faktur penjualan tersebut akan disimpan oleh asisten dokter.
Sedangkan detail obat konsinyasi akan diberikan lagi ke asisten,
kemudian asisten akan memasukkan daftar detail obat konsinyasi ke komputer.
Kemudian asisten akan merekan penjualan obat konsiyasi dengan melihat data dari
hasil inputan detail obat konsinyasi serta data penjualan obat yang terdapat
dalam sistem informasi apotek. Setelah melakukan rekap, asisten akan melakukan
pembayaran dengan menyerahkan uang dan bukti pembayaran ke supplier. Kemudian
bukti pembayaran dan uang tersebut akan disimpan oleh supplier.
Proses bisnis pada obat konsinyasi hampir sama dengan proses bisnis
pemesanan obat hanya saja yang membedakan pada saat proses pembayarannya yang
dilakukan diakhir ketika supplier datang
lagi untuk mengecek obat yang terjual. Gambaran bisnis proses obat konsinyasi
dapat dilihat pada lampiran D Bisnis Proses Keadaan Setelah Pengembangan (Improvement) , sub bab D.6 Bisnis
Proses Obat Konsinyasi.
No comments:
Post a Comment